Situs Arca Pejambon di Batulawang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon


 Situs Arca Pejambon berada di Batulawang, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon Jaraknya dari Kota Cirebon sekitar 10 kilometer 

Situs ini terkenal karena arca-arca kuno yang menghiasi kompleksnya, mencerminkan kekayaan sejarah dan budaya kota Cirebon. Arca-arca itu juga melambangkan warisan keagamaan dan kepercayaan tradisional yang telah lama mengakar di masyarakat Cirebon pada jaman dahulu.

Kompleks situs Arca Pejambon memiliki penampilan yang khas dengan berbagai arca yang tersebar di sekitar area Cirebon. Situs Arca Pejambon ditempatkan di bangunan untuk menjaga dan memamerkan artefak-artefak bersejarah. Di sini ada beragam bentuk arca, mulai dari arca dewa-dewi Hindu, arca Buddha, hingga arca yang menggambarkan unsur-unsur kepercayaan tradisional lokal. Arca-arca ini adalah karya seni kuno yang digunakan dalam berbagai ritual keagamaan serta sebagai medium untuk memuja Tuhan atau dewa-dewa pada masa lampau.

Arca-arca yang sekarang berada di wisata sejarah situs Arca Pejambon ditemukan pada masa PKI dan dulunya berlokasi di sekitar pinggiran sungai Pejambon. Kemudian, arca-arca itu dipindahkan dan ditempatkan di bawah pohon mangga di pekarangan rumah salah satu penduduk setempat. 

Seiring berjalannya waktu, arca-arca ini telah dikumpulkan dan ditempatkan di dalam bangunan permanen berukuran 5,3 x 5,3 meter persegi. Bangunan ini didirikan oleh pihak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang pada tahun 2001.

Salah satu arca, yang bentuknya mirip dengan tokoh pewayangan Semar, diberi nama Arca Batu Semar.

Menurut keterangan pemelihara situs Arca Pejambon, arca-arca yang berbentuk Ganesa, Siwa, Punokawan, figur wanita, Lingga, dan Yoni adalah arca kuno. Sedangkan arca-arca yang lain adalah arca buatan yang lebih baru, dan diyakini dibuat oleh penduduk setempat yang bernama Bapak Cayat.

Situs Arca Pejambon memiliki 55 arca yang ternyata sudah hilang oleh para kolektor benda purbakala. Arca yang telah raib adalah yang berbentuk Batara Guru atau Dewa Siwa dan situs batuan yang membentuk Lingga dan Yoni. Hal ini terjadi karena kurangnya upaya dari pemerintah setempat dalam memelihara benda-benda bersejarah di Situs Arca Pejambon.

Arca Ganesha di wisata sejarah Situs Arca Pejambon menggambarkan dewa berkepala gajah tanpa kaki, dengan kedua tangannya terlipat di depan dada. Tangan kanannya memegang gada, sedangkan tangan kirinya memegang gading. Wajah Ganesha dilukiskan dengan mulut yang lebar, dan belalainya menjuntai hingga menyentuh tangan kanannya. Di bagian punggungnya terpahat sebuah hiasan yang menyerupai ekor gajah (chamara) dan kuncup bunga teratai (utpala).

Tidak ada komentar