Sekilas Kerajaan Sunda
Tahun 591 – 1404 Caka (695 – 1484 Masehi) = 813 tahun Candra (789 tahun Surya).
Jumlah Prabu : 35 orang
Kala | 591 – 645 Caka (695 – 748 Masehi) = 54 tahun |
Penobatan | Ahad Pon/manis, 09s Yesta (8), 591 Caka (31 Okt 695 Masehi) |
Kerajaan | Sunda 1 (setelah Tarumanagara 12 diganti nama menjadi Sunda) |
Nama | Sang Tarusbawa |
Gelar | Sri Maharaja Tarusbawa Darmawaskita Manunggaljaya Sunda Sembawa |
Istri | Déwi Manasih atau Dewi Minawati; putri Linggawarman, cucu Nagayawarman Dewi Manasih Rajaputri, Widari Mayang Kancana |
Anak | Rakeyan Sunda Sembawa. Ia Meninggal muda, meninggalkan istri dan putri bernama Sekar Kancana atau Teja Kancana, ialah cucu Tarusbawa, yang bersuami Sanjaya |
Penjelasan | Sang Tarusbawa adalah prabu kerajaan Sunda Sembawa, bawahan Tarumanagara. Sang Prabu beristri Déwi Manasih atau Dewi Minawati, putri prabu Linggawarman, raja Tarumanagara. Karena tak punya anak lelaki, maka setelah meninggal, kerajaan dilanjutkan oleh menantu ialah Tarusbawa.Setelah Tarusbawa menjadi raja Tarumanagara ke 13, nama kerajaan Tarumanagara diganti dengan nama Kerajaan Sunda.Dan pusat pemerintahan, disebut Pakuwan, dipindahkan ke pedalaman (di Bogor kini sekitar situs Batu-tulis), pada lemah-duwur ialah lahan datar di atas bukit yang diapit oleh sungai berlereng curam yaitu Cisadane, Ciliwung dan Cipaku (anak sungai Disadane). Sebagai berkah, di tengan-tengah mengalir Dipakancilan yang kebagian hulunya bernama Ciawi. Pakuwan terlindung oleh lereng terjal pada ketiga sisinya. Hanya di bagian tenggara kota yang tanahnya datar. karena inilah di bagian ini didirikan benteng (kuta) selebar 7 m serta tinggi 4 m, yang di bagianatasnya diperkuat dengan batu (balay). Pada tepi luar kuta berbentuk parit (susukan), ialah galian tanah yang dipakai untuk pembuatan kuta. Selain itu juga mendirikan keraton yang diberi nama Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati |
Peristiwa | Mula-mula kerajaan Galuh ada dalam lingkungan Tarumanagara. Setelah diganti nama menjadi Sunda, setahun kemudian Galuh memisahkan diri dengan menetapkan batas pemisah ialah sungai Citarum. Galuh mendapat dukungan dari kerajaan Kalingga.Peristiwa itu pada hari Rabu Pon (Legi), 14 suklapaksa, Caitramasa (6), tahun 0592 Caka (26 Agustus 0696 Masehi) |
Catatan | 591 – 592 Caka (695 – 696 Masehi) = 1 tahun, Sunda & Galuh (ex Tarumanagara) 592 – 645 Caka (695 – 748 Masehi) = 53 tahun, Sunda tanpa Galuh |
Kala | 645 – 654 Caka (748 – 756 Masehi) = 9 tahun |
Penobatan | Jumat Manis/Wage, 04 suklapaksa, Caitra (6), 645 Caka (12 Juli 748 Masehi) |
Kerajaan | Sunda 2 |
Nama | Rahyang Sanjaya atau Sang Jamri (usia 40 – 49 t), lahir 605 Caka |
Nama gelar | Maharaja Harisdarma Bimaparakrama Prabu Maheswara Sarwwajitasatru Yudanipurnnajaya. |
Istri | Déwi Tejakencana atau Déwi Sekarkencana, putri Sunda Sembada, cucu Tarusbawa |
Anak | Tamperan (usia 21 – 30 t), lahir tahun 624 Caka. |
Penjelasan | Mengenai Sanjaya, dapat dibaca juga dalam Sejarah Galuh (Indungpoe 6, tahun 601 – 720 Caka, atau abad 8 - 9 Masehi, tahun 700 – 899 Masehi)Sanjaya, lahir tahun 605 Caka (708 Masehi), putra Sena (Galuh) dan Sanaha (Kalingga). Dalam tahun 623, Sanjaya yang berusia 18 tahun pergi ke Pakuan Sunda. Ia diterima dan dikawinkan dengan cucunya Tarusbawa, ialah putri Sunda Sembada yang bernama Déwi Tejakencana atau Déwi Sekarkencana. |
Menumpas bajak laut | Prabu Tarusbawa sering menugaskan Sanjaya untuk menumpas perompak dan bajak laut yang berkeliaran di laut. Maka Sanjaya benar-benar menjadi ahli perang. Seluruh perombak dan pembajak ditaklukkan. Kerajaan-kerajaan pantai yang dikuasai oleh perompak, ditundukkan atau dibunuh bagi yang membangkang. Lalu putri raja diperistri, agar anaknya kelak menjadi penerus kerajaan. Mungkin semua kerajaan pantai laut Jawa bagian utara telah tunduk kepada Sanjaya. |
Sanjaya jadi raja lalu menyerbu Galuh | Setelah Prabu Tarusbawa meninggal, kerajaan dilanjutkan oleh Prabu Sanjaya. Sanjaya menaruh dendam kepada Prabu Purbasora, yang telah merebut dan mengusir Sang Sena dari tahta kerajaan Galuh. Tak lama setelah Sanjaya menjadi raja Sunda, Tamperan diangkat jadi mangkubumi Sunda, sedangkan Sanjaya melakukan penyerbuan ke Galuh, untuk membunuh Purbasora. Peristiwa ini terjadi dalam tahun 645. Di waktu tengah malam, sergapan ke istana Galuh dilakukan serentak, untuk tidak terjadi perang besar, karena tujuannya hanya membunuh Prabu Purbasora. Sergapan ini berhasil membunuh Prabu Purbasora dan terbunuh pula para perjaga istana dan penghuni istana lainnya yang menghalangi. Maka sejak itu, kerajaan Galuh direbut oleh Sanjaya, dan pada hari Sabtu Manis, tanggal 04 kresnapaksa, Caitra 645 Caka (27 Juli 0748 Masehi), Sanjaya menjadi Raja Galuh. |
Saunggalah Berdiri | Tapi beberapa kerajaan yang tadinya menjadi bawahan Galuh, memisahkan diri dan bergabung dalam kerajaan baru yang diberi nama kerajaan Saunggalah, dipimpin oleh Resi Demunawan, adik Prabu Purbasora. |
Indraprahasta Hancur | Selanjutnya Sanjaya menyerbu kerajaan Indraprahasta, karena pada waktu mengusir Sena, Indraprahasta membantu Purbasora. Indraptahasta yang didirikan tahun 285 Caka (0398 M), pada jaman Salakanagara, oleh Sanjaya dirata-bumikan dalam tahun 645 Caka (0747 Masehi) |
Di Kuningan kalah | Kemudian menyerbu Kuningan. Tapi pihak Kuningan sudah mempersipkan dengan bergabungnya tiga kerajaan, Sang Wulan, Sang Tumanggal dan Sang Pandawa Wiraga di dekat sungai Kuningan. Pasukan Sanjaya menderita kekalahan, lalu kembali ke Galuh. |
Perundingan | Selanjutnya dalam tahun 645 Caka (748 Masehi) diadakan perundingan. Sanjaya menemui Sempakwaja di Galunggung. Sanjaya minta agar ratu Galuh dipegang oleh Demunawan, adik Purbasora. Tapi permintaan itu ditolak. Mungkin karena menaruh curiga. Sanjaya dalam menghadapi pihak Galunggung, mendapat tekanan dari Sena, Sang Ayah, agar Sanjaya tetap bersikap hormat kepada Sempakwaja dan Demunawan. Ahirnya diputuskan, Sanjaya mengakui hak Demunawan menjadi Prabu Saunggalah, terlepas dari kerajaan Sunda. Galuh tetap dibawah Sunda. |
Galuh bawahan Sunda | Selanjutnya diangkat Permanadikusuma, cucu Purbasora, menjadi raja Galuh, bawahan Sunda, serta dijodohkan dengan Pangrenyep, putra Patih Sunda, Anggada. Patih Anggada diangkat menjadi pimpinan angkatan bersenjata di Galuh. |
Penundukkan | Sanjaya melanjutkan menundukkan kerajaan-kerajaan di Jawa, Swarnabumi dan yang lainnya hingga ke batas negri Cina, ialah kerajaan Kmer. |
Perundingan baru | Setelah Resiguru Sempakwaja meninggal (651 Caka = 753 M), diadakan perundingan baru di Galuh dalam tahun 653 Caka (746 Masehi). Perundingan dihadiri oleh : Prabu Sanjaya, Prabu Demunawan, Sang Iswara, para pembesar kerajaan, para pemuka agama, duta Prabu Sena, para duta dari Swarnabumi. |
Keputusan | Hasil perundingan menetapkan, bahwa pulau Jawa dibagi dalam 4 wilayah, yaitu1 Medang di Mataram, diserahkan oleh orang tuanya kepada Sanjaya2 Sunda dan Galuh diserahkan kepada Tamperan 3 Galunggung dan Saunggalah diserahkan kepada Demunawan.4 Daerah sebelah timur Paralor Progo dan Cilotiran diserahkan kepada Iswara. |
Catatan | 645 – 654 Caka, (747 – 756 Masehi) = 9 tahun, Sunda (2) 645 – 654 Caka, (747 – 756 Masehi) = 9 tahun, Sunda (2) & Galuh (5) 654 – 676 Caka, 22 tahun, raja Medang di bumi Mataram |
Galuh 6 | 645 – 654 Caka (747 – 756 Masehi) = 9 tahun, Prabu Permanadikusuma |
Sunda 3 | 645 – 661 Caka (747 – 756 Masehi) = 16 tahun, Tamperan |
Kala | 645 – 654 Caka (748 – 756 Masehi) = 9 tahun |
Kerajaan | Sunda 3 |
Nama | Tamperan (usia 21 – 30 Tahun) |
Nama gelar | Bramawijaya |
Catatan | Sang Sanjaya melakukan perang untuk menundukkan lawannya terutama perompak dan bajak laut di laut Jawa sampai laut Cina. |
Kala | 654 Caka (756 Masehi) |
Peristiwa | Maharaja Sanjaya menugaskan Tamperan mendampingi prabu Galuh.Kedatangan Tamperan ke Galuh ternyata tak disukai oleh warga Galuh. Malah Prabu Permanadikusuma pun memilih bertapa. Istana ditinggalkannya. Di Istana antara Tamperan dan Pangrenyep sering berduaan, karena dijauhi oleh warga Galuh. Ahirnya melahirkan bayi yang diberi nama Banga. Untuk menutupi aib ini, Tamperan menyuruh membunuh resi Permanadikusuma di pertamaan. Setelah dibunuh, sipembunuh dibunuh oleh Tamperan. Lalu Tamperan menjadi Raja Galuh. Maka sejak itu ia menjadi raja Sunda (3) dan Galuh (7) |
Kala | 654 – 661 Caka (756 – 763 Masehi) = 7 tahun |
Kerajaan | Sunda 3 & Galuh 7 |
Nama | Tamperan (usia 30 – 37 t) |
Nama gelar | Bramawijaya |
Istri 1 | Pangrenyep (usia 28 – 35 t) |
Anak | Banga (usia 0-6 t), lahir tahun 0655 Caka |
Istri 2 | Naganingrum (usia 34 – 41 t) |
Anak tiri | Manarah (Ciung Wanara), (usia 14 – 21 t). Ia tinggal di baonya, Balangantrang |
Peristiwa | Lama-kelamaan ketahuan juga bahwa Banga adalah anak Tamperan. Maka warga Galuh makin marah dan dendam, ingin membalas kejahatan pembunuhan Permana Dikusuma.Ciung Wanara dipersiapkan oleh Demunawan untuk menggantikan kerajaan Galuh. Ia dilatih dan diceritai kejadian-kejadian di Galuh. Setelah dianggap cukup waktunya, suatu saat, waktu diadakan pesta sabung ayam, suasana dijadikan kesempatan untuk menyergap kekuatan Sunda yang ada di Galuh. Semua tempat penting secara sembunyi telah dikepung. Pada saat puncak keramaian, penyergapan serentak dilakukan, ialah di istana, di pusat perayaan, dan tenpat-penting lainnya, sehingga dalam seketika, Prabu Tamperan dan Pangrenyep dapat ditangkap. Lalu dimasukkan ke dalam penjara besi. Rakyan Banga yang waktu itu dianggap masih kecil, tidak diperhatikan. Mula-mula Rakyan Banga bersembunyi di hutan, lalu bertemu dengan orang-orang Sunda lainnya di hutan yang juga melarikan diri. Banga menyuruh orang-orang untuk membawa surat ke Kerajaan Sunda, dan ke Prabu Sanjaya untuk minta bantuan. |
Demunawan telah memperhitungkan akan datangnya bantuan dari kerajaan Sunda dan Medang. Maka diperbatasan dipersiapkan tentara yang cukup kuat untuk menghadang bantuan itu. Ketika bantuan datang di perbatasan, tanpa diduga telah disergap oleh tentara Galuh. Datang lagi yang dari Medang, juga disergap di perbatasan. | |
Sementara pertempuran berlangsung, secara diam-diam Rakeyan Banga melepaskan Tamperan dan Pangrenyep dari penjara besi. Lalu berusaha lari ke hutan. Peristiwa itu tak lama ketahuan oleh Rakryan Manarah. Dengan mengerahkan tentaranya Rakryan Manarah mengejar yang lari ke hutan. Karena kemalaman, maka hutan dihujani panah. Baru keesokan harinya pengejaran dilanjutkan. Tapi yang diburu telah meninggal terkena hujan panah. | |
Pertempuran di perbatasan makin seru. Tapi tanpa diduga, Sang Resiguru Demunawan langsung turun tangan menghentikan peperangan dengan bijaknya. Pertempuran berhenti. lalu disusul dengan diadakan perundingan | |
Catatan | 645 – 654 Caka (747 – 756 Masehi) = 9 tahun, Sunda 654 – 661 Caka (756 – 763 Masehi) = 7 tahun, Sunda & Galuh |
Meninggal | Tamperan dan Pangrenyep meninggal terbunuh dalam pemburuan di hutan Galuh. |
Kala | 661 Caka (763 Masehi) |
Perundingan | Kesepakatan dalam perundingan itu ialah bahwa bekas wilayah Tamperan dibagi dua. Kerajaan Sunda diserahkan kepada Rakeyan Banga, Kerajaan Galuh diserahkan kepada Rakeyan Manarah. Selain itu untuk mempererat persaudaraan, Manarah dan Banga dikawinkan kepada putri bersaudara keturunan Demunawan. Kakaknya bernama Dewi Kencanawangi dijodohkan dengan Rakeyan Manarah, adiknya yang bernama Dewi Kencanasari dijodohkan (kawin gantung, karena masih kecil) dengan Rakeyan Banga. |
Post a Comment